2013-02-19

Menyingkap Rahasia Debus

Debus;Tradisi atau Tarekat?

Apakah anda pernah menyaksikan pertunjukan debus?
Tahukah anda sejarah dan kehebatan debus yang sangat masyhur ini?

Bagi sahabat blogger yang ingin tau sejarah dan kehebatan debus silahkan dilanjutkan membacanya ya,dan bagi yang sudah tau silahkan dikoreksi jika terdapat kekeliruan dalam tulisan saya ini.

Langsung aja ya...

Debus merupakan tradisi Banten yang sangat masyhur.berdasarkan catatan sejarah,debus berasal dari kata 'tembus'.dan ada yang menyebut debus berasal dari kata gedebus yakni benda tajam besi yang digunakan untuk pertunjukan kekebalan tubuh.oleh karena itu,kata "debus"diartikan'tidak tembus'.

Sumber sejarah menyebutkan,'debus' ada hubungannya dengan tarekat Rifaiyah.tarekat ini berprinsip bahwa ketika orang dalam kondisi 'epiphany',yaitu kegembiraan tak terhingga karena 'bertatap muka'dengan Tuhan,ia menghantamkan benda tajam ketubuhnya.jika Allah tidak mengijinkan,pisau,golok,parang atau peluru tidak akan dapat melukainya.

Debus muncul pada abad ke-16 yaitu pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570).kala itu,fungsinya sebagai media penyebaran islam di Banten.  ketika Banten dipimpin Sultan Ageng Tirtayasa(1651-1682).Debus sebagai media untuk membangkitkan semangat perjuangan melawan Belanda.pada era ini,debus mulai mengalami pencampuran budaya (akulturasi),yaitu nilai islam dan tradisi pra-islam,seperti juga terjadi pada tradisi-tradisi lokal di Indonesia.

Beberapa waktu yang lalu,MUI se-Jawa dan Lampung mengeluarkan fatwa bahwa kesenian debus tergolong haram.alasannya,karena debus menggunakan media mistik seperti bantuan jin,setan dan mantra sehingga termasuk sihir.

  penilaian ini pernah ditepis oleh Abah Barce,tokoh debus Banten.dia berkata debus tak ada kaitannya dengan dunia mistis.menurut dia,media debus menggunakan doa-doa seperti wirid,shalawat,syahadat dan sebagainya.

Seorang peneliti dari LP3M,Universitas Mathla'ul Anwar,Banten, menjelaskan bahwa tradisi debus tenpo dulu dan sekarang mengalami perubahan.yaitu:
1. Pembacaan wirid
Dalam tarekat,wirid dilakukan untuk mencapai kedekatan dengan Tuhan,tapi dalam debus orientasinya adalah untuk mencapai kesaktian
2. Tawasul
Dalam tarekat,tawasul digunakan untuk mencapai kemajuan spritual,tapi dalam debus,pembacaan tawasul di iringi dengan sambatan,yaitu meminta bantuan makhluk gaib.
3. Jangjawokan
Adalah bacaan atau mantra untuk mencapai kekuatan luar biasa yang merupakan sisa kepercayaan pra islam Banten.
4. Permainan Silat
Debus tempo dulu di ikuti dengan tarian,tapi sekarang di iringi dengan permainan silat.
5. Musik pengiring
Debus dulu di iringi dengan pembacaan shalawat Nabi,tapi sekarang di iringi dengan musik tradisional Banten.
6. Atraksi
Debus tempo dulu tidak pernah melakukan atraksi,tapi sekarang menggunakan atraksi dengan campuran trik dan sulap.

Jika demikian dapat disimpulkan bahwa tradisi debus memang mengalami pencampuran nilai,antara islam dan pra-islam,namun menurut penulis tidak bijak juga kalau MUI mengharamkannya,karena bagaimanapun juga debus merupakan peninggalan ulama jaman dulu dan warisan Sultan Maulana Hasanudin yang berfungsi untuk penyebaran agama islam bahkan sebagai media perjuangan melawan belanda.

Wallahu a'lam
Sumber: majalah hidayah,edisi 103

2 comments:

  1. saya pernah baca gan kalo debus itu ada trik-triknya jadi yang ga di dampingin profesional bahaya banget tuh gan

    kunjungan balik gan(click name)

    ReplyDelete
  2. debus ada dua macam.ada yg masih murni sebelum tercampur dengan budaya islam dan ada yg menggunakan bantuan jin.kaya nya yg agan baca termasuk yg menggunakan bantuan jin deh

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan komentar anda dengan komentar yang baik dan benar yang berkaitan dengan artikel diatas tanpa ada iklan,dan hal-hal yang berbau SARAyang tentunya bersifat membangun agar blog ini bisa lebih baik lagi.Terimaksih